PELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK]

 PELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran.  Ada 5 tahapan pelaksanaan PTK antara lain: (1) pengembangan fokus masalah, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi,  dan (5) perencanaan tindak lanjut. Berikut ini daur PTK :
PELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS [PTK]

1.  Penetapan fokus masalah penelitian   (Pra PTK) 
  • Merasakan adanya masalah
Pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran yang  selama  ini  dilakukannya.  Manakala  guru merasa  puas  terhadap  apa  yang  ia  lakukan  di  kelasnya, meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan masalah yang akan memicu dimulainya sebuah PTK.
  • Identifikasi masalah PTK
Bertanyalah  kepada diri sendiri misalnya : Apa yang sedang terjadi sekarang?, Apakah yang terjadi itu  mengandung permasalahan?, Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?.  Bila pertanyaan tersebut ada  dalam  pikiran,  maka  langkah  selanjutnya  mengembangkan  beberapa  pertanyaan  seperti:  saya berkeinginan  memperbaiki  ...,  berapa  siswa  yang merasa  kurang  puas tentang ...,  saya memilih  untuk mengujicobakan gagasan ... dan seterusnya.

  • Analisis masalah
Setelah  mengidentifikasi  sejumlah  masalah,  maka  selanjutnya  dilakukan  analisis  terhadap masalah masalah  tersebut.  Dalam  hal  ini,  akan  ditemukan  permasalahan  yang  sangat  mendesak  untuk  diatasi. Hal yang perlu diperhatikan yaitu: pilih masalah yang dirasa penting oleh guru dan murid atau topik yang melibatkan  guru,  jangan  memilih  masalah  yang  berada  diluar  kemampuan  atau  kekuasaan  guru,  pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas,  dan  usahakan untuk bekerja secara
kolaboratif.

2.  Perencanaan tindakan 

a.  Menentukan solusi tindakan perbaikan

Beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam  melilih  tindakan  perbaikan  yaitu:  tindakan  yang  dipilih berdasarkan  hasil  kajian  agar  alternatif  tindakan  mempunyai  landasan  kuat  dan  mantap  secara konseptual;  tindakan perbaikan berorientasi pada proses pembelajaran meliputi suatu strategi, model, pendekatan, metode,  atau  teknik  tertentu;  tindakan yang  dipilih  dikuasai  oleh pelaku  tindakan  dalam pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan teori, temuan, kajian, atau pengembangan sebelumnya; tindakan perbaikan dipertimbangkan, dikaji ulang, dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan, dan keterlaksanaannya; dan pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan namun masih tetap dalam jangkauan kemampuan guru.

b.  Merumuskan masalah
 
Rumuskan  masalah  secara  lebih  jelas,  spesifik,  dan  operasional.  Perumusan  masalah  yang  jelas  akan membuka peluang untuk menetapkan tindakan perbaikan atau alternatif solusi yang perlu dilakukannya, jenis  data  yang  perlu  dikumpulkan,   prosedur  perekamannya,  serta  cara  menginterpretasikannya. Masalah dirumuskan  dalam  bentuk  pertanyaan. misalnya:   apakah  penerapan  pembelajaran  koperatif Type STAD akan meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke?

c.  Merumuskan hipotesis tindakan

Bentuk  rumusan  hipotesis  tindakan  menyatakan  ”kita  percaya  tindakan  kita  akan  merupakan suatu solusi  yang  dapat  memecahkan  permasalahan  yang  diteliti”,  dirumuskan  dalam  bentuk  pernyataan. misalnya: penerapan pembelajaran koperatif  Type STAD  dapat  meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke.

d.  Analisis kelaikan hipotesis tindakan

Analisis  kelaikan  dilakukan  untuk  mengetahui  situasi  riil  dibandingkan  situasi  ideal  yang dijadikan rujukan.  Guru  hendaknya  realistis  dalam  menghadapi  kenyataan  keseharian  di  sekolah  dalam melaksanakan  tugasnya.  Beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  antara  lain:  apakah  guru  memiliki kemampuan dan komitmen untuk melaksanakan PTK, apakah tindakan berpengaruh negatif pada siswa, apakah  fasilitas  dan  sarana  pendukungnya  tersedia,  dan  apakah  iklim  belajar  di  kelas  atau  sekolah mendukung terlaksananya PTK.

e.  Menetapkan judul
Judul PTK minimal menggambarkan masalah, tindakan, dan subjek penelitian secara spesifik, diusahakan berkisar  15 kata,  misalnya:  Penerapan  pembelajaran  koperatif  Type  STAD  untuk  meningkatkan  proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke.

f.  Persiapan tindakan
Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan PTK antara lain:
  1. Membuat  skenario  pembelajaran  yang  berisikan  langkah-langkah  yang  dilakukan  guru  di  samping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah direncanakan.
  2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti  lembar observasi, lembar kerja siswa, gambar-gambar, dan alat-alat peraga 
  3. Mempersiapkan  cara  merekam  dan  menganalisis  data  mengenai  proses  dan  hasil  tindakan perbaikan.
  4. Melakukan  simulasi  pelaksanaan  tindakan  perbaikan  untuk  menguji  keterlaksanaan  rancangan, sehingga  dapat  menumbuhkan  serta  mempertebal  kepercayaan  diri  dalam  pelaksanaannya  yang sebenarnya.  Sebagai  aktor  PTK,  guru  harus  terbebas  dari  rasa  takut  gagal  dan  takut  berbuat kesalahan.

3.  Pelaksanaan tindakan dan observasi interpretasi
a.  Pelaksanaan tindakan
Guru  melaksanakan  skenario  tindakan  perbaikan  yang  telah  direncanakan  dalam  situasi   aktual.  Pada saat  yang  bersamaan  kegiatan  pelaksanaan  ini  juga  dilakukan  dengan  kegiatan  observasi  dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

b.  Observasi dan interpretasi
Mengamati  dan  merekam  segala  peristiwa  dan  kegiatan  yang  terjadi  selama  tindakan  perbaikan berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.  Observasi dalam kegiatan PTK dapat dibedakan  adanya 4 metode  observasi  yaitu  observasi  terbuka,  observasi  terfokus,  observasi  terstruktur,  dan  observasi sistematik.  Dalam  pelaksanaannya,  para  pelaksana  PTK  perlu  secara  jeli  dan  kreatif  memodifikasi metode-metode  observasi  agar  memenuhi  harapan  baik  dari  segi  mutu  data  yang  dapat  dihasilkan maupun dari segi kelaikan implementasinya.

c.  Diskusi balikan
Diskusi balikan  bermanfaat optimal apabila  diberikan tidak lebih dari 24 jam setelah observasi, digelar dalam suasana yang saling mendukung dan tidak saling menyalahkan, bertolak dari rekaman data yang dibuat  oleh  pengamat,  diinterpretasikan  secara  bersama-sama  oleh  aktor  tindakan  dan  pengamat berdasar  kerangka  pikir  tindakan  perbaikan,  dan   pembahasan  mengacu  kepada  penetapan  sasaran serta pengembangan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan berikutnya.

4.  Analisis dan refleksi 

a.  Analisis data
Analisis  data  adalah  proses  menyeleksi,  menyederhanakan,  memfokuskan,  mengabstrak-sikan, mengorganisasikan  data  secara  sistematis  dan  rasional  untuk  menampilkan  bahan-bahan  yang  dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.
Analisis  data  dilakukan  tiga  tahap:  reduksi  data,  paparan  data  dan  penyimpulan.  Reduksi  data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representatif tabular termasuk dalam format matriks, representatif grafis dan sebagainya. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir  tersebut  dalam  bentuk  pernyataan  kalimat  dan/atau  formula  yang  singkat  dan  padat  tetapi mengandung pengertian luas.

b.  Refleksi
Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi akan digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Atau dengan  kata  laian,  refleksi  merupakan  pengkajian  terhadap  keberhasilan  atau  kegagalan  dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalam rangka pencapaian berbagai tujuan.

5.  Perencanaan tindak lanjut  
 
     Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka dilakukan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya, apabila perlu, dengan menyusun tindakan  perbaikan  yang  betul-betul  baru  untuk  mengatasi  masalah  yang  ada.  Jika  pada  siklus  ke  2 permasalahannya  sudah  terselesaikan  (memuaskan),  maka  tidak  perlu  dilanjutkan  dengan  siklus  ke  3, namun  jika  siklus  ke  2  masalahnya  belum  terselesaikan,  maka  perlu  dilanjutkan  dengan  siklus  ke  3  dan seterusnya.
   Jadi,  suatu  siklus  dalam  PTK  tidak  dapat  ditentukan  lebih  dahulu  jumlahnya,  sebab  disesuaikan  dengan hakekatnya permasalahan yang kebetulan menjadi pemicunya.  Dapat dikatakan, banyak sedikitnya jumlah siklus  dalam  PTK  itu  tergantung  pada  terselesaikannya  masalah  yang  diteliti  dan  munculnya  faktor-faktor lain yang berkaitan dengan masalah itu.