KONSEP METODE PEMBELAJARAN

KONSEP METODE  PEMBELAJARAN

A.  PENGERTIAN METODE
     Metode  memiliki  peran  yang  sangat  strategis dalam mengajar. Metode  berperan sebagai rambu -rambu atau  “bagaimana  memproses”  pembelajaran  sehingga dapat  berjalan  baik  dan  sistematis.  Bahkan  dapat dikatakan  proses  pembelajaran  tidak  dapat  berlangsung tanpa  suatu  metode.  Karena  itu,  setiap  guru  dituntut menguasai  berbagai  metode  dalam  rangka  memproses pembelajaran efektif, efesien, menyenangkan dan tercapai tujuan  pembelajaran  yang  ditargetkan.  Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik, yaitu pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.

        Metode  secara  harfiah  berarti  “cara”.  Secara umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang  dipakai  untuk  mencapai  tujuan  tertentu.  Dalam pendapat lain juga dijelaskan  bahwa metode adalah cara atau  prosedur  yang  dipergunakan  oleh  fasilitator  dalam interaksi  belajar  dengan  memperhatikan  keseluruhan sistem  untuk  mencapai  suatu  tujuan.Sedangkan  kata
“mengajar”  sendiri  berarti  memberi  pelajaran (Fathurrohman dan Sutikno, 2007; 55).

        Berdasarkan  pandangan  di  atas  dapat  dipahami bahwa  metode  mengajar  merupakan  cara-cara menyajikan  bahan  pelajaran  kepada  peserta  didik  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode itu sendiri merupakan  salah  satu  sub  sistem  dalam  sistem pembelajaran,  yang  tidak  bisa  dilepaskan  begitu  saja. Oleh  karena  itu,  salah  satu  masalah  yang  sangat memerlukan  perhatian  dalam  kegiatan  pembelajaran adalah  metode  pembelajaran  (learning  method).  Pada awalnya  metode  ini  kurang  mendapatkan  perhatian, karena  orang  berpandangan  bahwa  pembelajaran  itu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya praktis. Jadi tidak diperlukan pengetahuan (teori) yang ada sangkut pautnya dengan  pembelajaran.  Orang  merasa  sudah  mampu mengajar  dan  menjadi  pendidik  atau  fasilitator  kalau sudah  menguasai  materi  yang  akan  disampaikan. Pandangan  ini  tidaklah  benar.  Fasilitator  perlu  pula mempelajari  pengetahuan  yang  ada  kaitannya  dengan kegiatan pembelajaran, khususnya  metode pembelajaran, yang  berguna  untuk  “bagaimana  memproses”  terjadinya interaksi belajar. Jadi metode  digunakan  oleh guru  untuk mengkreasi  lingkungan  belajar  dan  menkhususkan aktivitas  di  mana  guru  dan  peserta  didik  terlibat  selama proses pembelajaran berlangsung.

      Metode  pembelajaran  dalam  implementasinya memiliki  prosedur  atau  fase-fase  tertentu.  Secara  garis besar  dalam  satu  proses  interaksi  belajar,  metode pembelajaran dikelompokkan menjadi empat fase  utama, yaitu  fase  pendahuluan,  fase  pembahasan,  fase menghasilkan dan fase penurunan. 

        Fase pendahuluan; dimaksudkan untuk menyusun dan  mempersiapkan  mental  set  yang  menguntungkan, menyenangkan  guna  pembahasan  materi  pembelajaran. Dalam  fase  ini  fasilitator  dapat  melakukan  kaji  ulang (review)  terhadap  pembahasan  sebelumnnya  dan menghubungkan dengan pembahasan berikutnya.
 
       Fase pembahasan dimaksudkan untuk melakukan kajian,  pembahasan  dan  penelahaan  terhadap  materi pembelajaran.  Dalam  fase  ini,  peserta  didik  mulai dikonsentasikan  perhatiannya  kepada  pokok  materi pembahasan.  Dalam  fase  ini  perlu  dicari  metode  yang cocok dengan tujuan, sifat materi, latar belakang peserta didik dan guru.
 
         Fase  menghasilkan  tahap  penarikan  kesimpulan bedasarkan  dari  seluruh  hasil  pembahasan  yang berdasarkan  pengalaman  dan  teori yang mendukungnya. Fase  penurunan  dimaksudkan  untuk  menentukan konsentrasi  peserta  didik  secara  berangsur -angsur. Ketegangan  perhatian  peserta  didik  terhadap  materi pembelajaran  perlu  secara  bertahap  diturunkan  untuk memberi  isyarat  bahwa  proses  pembelajaran  akan berakhir.
 
Secara  implementatif  metode  pembelajaran dilaksanakan  sebagai  teknik  pembelajaran.  Secara  utuh bila  dirangkai  dari  filosofinya  rangkaian  itu  adalah  dari pendekatan,  model,  stategi,  metode,  dan  teknik pembelajaran. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar  pandangan  terhadap  sesuatu.  Model  merupakan orientasi filosofi dari pembelajaran. Pendekatan dan model terdapat  sejumlah  strategi  yang  dapat  digunakan. Sedangkan  strategi  adalah  pola  umum  perbuatan  gurupeserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran.

          Strategi ini memuat beberapa metode. Metode adalah alat untuk  mencapai  tujuan  yang  bersifat  prosedural  (fase pendahuluan,  fase  pembahasan,  fase  menghasilkan  dan fase  penurunan  ),  sedangkan  teknik  merupakan pelaksanakan  apa  yang  sesungguhnya  terjadi  (dilakukan guru)  untuk  mencapai  tujuan  yang  bersifat  implementatif. Istilah  lain  dari  teknik  pembelajaran  adalah  keterampilan pembelajaran

        Keterampilan  merupakan  perilaku  pembelajaran yang  paling  spesifik.  Keterampilan  meliputi keterampilan/teknik  menjelaskan,  demonstrasi,  bertanya, dan masih banyak lagi’
 
Keterampilan/teknik menjelaskan
Penjelasan  perlu  diberikan  untuk  membantu peserta  didik  mencapai  atau  mendalami  pemahaman konsep,  serta  memahami  generalisasi.  Untuk  tujuan  ini guru  perlu memilih konsep dan definisi yang cocok begitu pula  dengan  contoh  dan  yang  bukan  contoh.  Penjelasan hendaknya dapat menunjukkan:
•  hubungan sebab akibat,
•  kejadian  yang  diatur  oleh  suatu  keteraturan  dan hukum,
•  prosedur atau proses,
•  tujuan suatu kegiatan atau proses.

Keterampilan/teknik demonstrasi
Seringkali  peserta  didik  belajar  dari  apa  yang dilakukan  oleh  orang  lain.  Sebuah  demonstrasi  dapat menentukan hubungan antara kengetahui sesuatu dengan dapat  melakukan  sesuatu.  Riset  menunjukkan  bahwa demonstrasi  efektif  jika  tepat,  peserta  didik  dapat mengamati dengan baik dan memahami apa yang sedang terjadi  dan  jika  penjelasan  dan  diskusi  dilakukan  ketika demonstrasi sedang berlangsung.
 
Keterampilan bertanya
Diantara  keterampilan  pembelajaran,  bertanya merupakan  keterampilan  utama  dalam  pembelajaran. Pertanyaan baik digunakan jika:
•  partisipasi  peserta  didik  menjadi  tinggi  apabila pertanyaan diajukan
•  terjadi  campuran  antara  level  kognitif  tinggi  dan rendah
•  pemahaman pemahaman semakin meningkat
•  pemikiran peserta didik terangsang
•  balikan dan penguatan terjadi
•  kemampuan berfikir kritis demakin tajam
•  kreativitas peserta didik didorong
   Biasanya  metode  digunakan  melalui  salah  satu strategi, tetapi juga tidak  tertutup kemungkinan beberapa metode  berada  dalam  strategi  yang  bervariasi,  artinya penetapan  metode  dapat  divariasikan  melalui  strategi yang  berbeda  tergantung  pada  tujuan  yang  akan  dicapai dan  konten  proses  yang  akan  dilakukan  dalam  kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh, guru mungkin memberikan informasi  melalui  metode  ceramah  (dari  strategi pembelajaran  langsung)  sementara  mereka  juga menggunakan metode interpretive untuk meminta peserta menentukan informasi yang signifikan dari informasi yang dipresentasikan (dari strategi pembelajaran tak langsung).
 
B.  KLASIFIKASI METODE
         Metode  bukan  merupakan  tujuan,  melainkan  cara untuk  mencapai  tujuan  sebaik-baiknya.  Untuk  itu  tidak mungkin membicarakan metode tanpa mengetahui tujuan yang  hendak  dicapai.  Jadi  berhasil  tidaknya  tujuan  yang akan dicapai bergantung pada  penggunaan metode yang tepat. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak  ada  metode  mengajar  yang  paling  baik  atau  buruk. Yang  ada  adalah  guru  yang  cakap  dengan  tidak  cakap dalam  memilih  dan mempergunakan  metode  dalam pembelajaran.

      Klasifikasi  metode  pembelajaran,  hanya  untuk memudahkan guru dalam memilih metode sesuai dengan strategi  yang  akan  dipilih.  Untuk  itu  klasifikasi  disini didasarkan pada strategi pembelajaran. Klasifikasi metode pembelajaran
  1. Strategi  pembelajaran  langsung,  Strategi pembelajaran  langsung  sangat  diarahkan  oleh guru.  Metode  yang  cocok  antara  lain:  ceramah, tanya jawab, demonstrasi, latihan, dan drill.
  2. Strategi  pembelajaran  tidak  langsung,  Sering disebut  inkuiri,  induktif,  pemecahan masalah, pengambilan  keputusan  dan  penemuan.  Strategi ini  berpusat  pada  peserta  didik.  Metode  yang cocok  digunakan  antara  lain:  inkuiri,  studi  kasus, pemecahan masalah, peta konsep.
  3. Strategi pembelajaran interaktif, Menekankan pada diskusi  dan  sharing  di  antara  peserta  didik,  maka metode  yang  cocok  antara  lain:  diskusi  kelas, diskusi  kelompok  kecil  atau  projek,  kerja berpasangan.
  4. Strategi pembelajaran mandiri, Merupakan strategi pembelajaran  yang  bertujuan  untuk  membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari  kelompok  kecil.  Memberikan  kesempatan peserta  didik  untuk  bertanggung  jawab  dalam merencanakan  dan  memacu  belajarnya  sendiri. Dapat  dilaksanakan  sebagai  rangkaian  dari metode  lain  atau  sebagai  strategi  pembelajaran tunggal  untuk  keseluruhan  unit.  Metode  yang cocok  antara  lain:  pekerjaan  rumah,  karya  tulis, projek  penelitian,  belajar  berbasisi  komputer,  E learning.
  5. Belajar  melalui  pengalaman,  Berorientasi  pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik dan berbasis  aktivitas.  Refleksi  pribadi  tentang pengalaman  dan  formulasi  perencanaan menuju penerapan  pada  konteks  yang  lain  merupakan faktor  kritis  dalam  pembelajaran  empirik  yang efektif.  Metode  yang  cocok  antara  lain:  bermain peran, observasi/survey, simulasi.
Berdasarkan  beberapa  pendekatan  yang dilakukan, metode pembelajaran dibagi kedalam beberapa
jenis, antara lain sebagai berikut.
  1. Berdasarkan  pemberian  informasi,  yaitu:  metode ceramah,  metode  tanya  jawab,  metode demonstrasi, dan lain sebagainya.
  2. Berdasarkan  pemecahan  masalah,  yaitu:  metode curah pendapat, metode diskusi kelompok, metode rembuk sejoli, metode panel, metode seminar, dan lain sebagainya.
  3. Berdasarkan  penugasan,  yaitu:  metode  latihan, metode  penugasan,  metode  permainan,  metode kerja  kelompok,  metode  studi  kasus,  dan  metode karya wisata.
C.  FAKTOR-FAKTOR  DALAM  MENENTUKAN METODE PEMBELAJARAN
 
      Sebelum  mengetahui  faktor-faktor  apa  saja  yang harus  diperhatikan  dalam  menentukan  metode pembelajaran, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu prinsip-prinsip  metode  pembelajaran.  Yang  dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam pembahasan ini adalah hal hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran.  Prinsip  umum  penggunaan  metode
pembelajaran  adalah  bahwa  tidak  semua  metode pembelajaran  cocok  digunakan  untuk  mencapai  semua tujuan  pembelajaran  dan  keadaan  pembelajaran berlangsung.  Semua  metode  pembelajaran  memiliki kekhasan  sendiri-sendiri  dan  relevan  dengan  tujuan pembelajaran tertentu namun tidak cocok untuk tujuan dan keadaan  yang  lain.  Dengan  kata  lain,  semua  metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan masing masing.
 
Guru  sebagai  agency  of  change  harus  mampu memillih  metode  yang  tepat  sesuai  dengan  tujuan  dan keadaan pembelajaran. Kesalahan dalam memilih metode dalam  mengajar  berarti  guru  telah  merancang  kegagalan dalam pembelajaran.
Sebagai guide dalam memilih metode yang tepat, ada  empat  prinsip  umum  dalam  menentukan  metode pembelajaran, di antaranya;
1.  berorientasi pada tujuan pembelajaran
2.  berorientasi pada aktivitas peserta didik
3.  berorientasi pada individualitas, dan
4.  berorientasi pada integritas.

Berorientasi  pada  tujuan  pembelajaran.  Dalam sistem  pembelajaran  tujuan  merupakan  komponen  yang utama.  Segala  aktivitas  guru  dan  peserta  didik,  mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah  ditetapkan. Ini  sangat  penting,  sebab  mengajar  adalah  proses  yang bertujuan.  Oleh  karena  itu,  keberhasilan  suatu  metode pembelajaran  dapat  ditentukan  dari  keberhasilan  peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
           Tujuan  pembelajaran  dapat  menentukan  suatu metode  yang  harus  digunakan  guru  akan  tetapi  hal  ini sering  dilupakan  guru.  Guru  yang  senang  berceramah, hampir  setiap  tujuan  menggunakan  metode  ceramah, seakan- akan dia berpikir bahwa segala jenis tujuan dapat dicapai dengan metode yang  demikian. Hal ini  tentu saja keliru.  Apabila  kita  menginginkan  peserta  didik  terampil menggunakan  alat  tertentu,  katakanlah  terampil menggunakan  termometer sebagai  alat  pengukur  suhu badan,  tidak  mungkin  menggunakan  metode  ceramah saja. Untuk mencapai tujuan yang demikian,   peserta didik harus  berpraktik  secara  langsung.  Demikian  juga, manakala  kita  menginginkan  agar  peserta  didik  dapat menyebutkan  hari  dan  tanggal  proklamasi  kemerdekaan suatu  negara,  tidak  akan  efektif  kalau  menggunakan metode  diskusi  untuk  memecahkan  masalah.  Untuk mencapai  tujuan  yang  demikian  guru  cukup menggunakan  metode  ceramah  atau  pengajaran  secara langsung.
 
Aktivitas  peserta  didik.  Belajar  bukan  sebatas aktivitas menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah  berbuat  (learning  by  doing)  yak ni  memperoleh pengalaman  tertentu  sesuai  dengan  tujuan  yang diharapkan. Karena itu, metode pembelajaran harus dapat mendorong  aktivitas  peserta  didik.  Aktivitas  tidak dimaksudkan  terbatas  pada  aktivitas  fisik,  akan  tetapi meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktifitas mental. Guru  sering  lupa  dengan  hal  ini.  Banyak  guru  yang terkecoh  oleh  sikap  peserta  didik  yang  pura - pura  aktif padahal sebenarnya tidak.

Individualitas.  Mengajar  adalah  usaha mengembangkan setiap individu peserta didik. Walaupun
guru  mengajar  sekelompok  peserta  didik,  namun  pada hakikatnya  yang  ingin  dicapai  dalah  perubahan  prilaku setiap  siswa.  Sama  seperti  seorang  dokter.  Dikatakan seorang  dokter  yang  jitu  dan  profesional  manakala  ia menangani  50  orang  pasien,  seluruhnya  sembuh;  dandikatakan dokter yang tidak baik manakala ia menangani 50 orang pasien, 49 sakitnya bertambah parah atau malah mati.  Demikian  juga  halnya  dengan  guru,  dikatakan  guru yang  baik  dan  profesional  manakala  ia  menangani  50 orang peserta didik, seluruhnya berhas il mencapai tujuan; dan sebaliknya, dikatakan guru yang tidak baik atau tidak berhasil  manakala  ia  menangani  50  orang  peserta  didik, 49  tidak  berhasil  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Oleh karena itu, dilihat dari segi jumlah peserta didik sebaiknya standar  keberhasilan  guru  ditentukan  setinggi -tingginya. Semakin  tinggi  standar  keberhasilan  ditentukan,  maka semakin berkualitas proses pembelajaran.
 
Integritas.  Mengajar  harus  dipandang  sebagai usaha  mengembangkan  seluruh  pribadi  siswa.  Mengajar bukan  hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan  tetapi  meliputi  pengembangan  aspek  afektif  dan psikomotorik.  Oleh  karena  itu,  pembelajaran  harus diarahkan  untuk  mengembangkan  seluruh  aspek kepribadian  peserta  didik  secara  terintegrasi  (ranah kognitif,  afektif  dan  psikomotorik).  Penggunaan  metode diskusi,  contohnya,  guru  harus  dapat  merancang  strategi pelaksanaan  diskusi  tak  hanya  terbatas  pada pengembangan  aspek  intelektual  saja,  tetapi  harus terdorong  peserta  didik  agar  mereka  bisa  berkembang secara  keseluruhan,  misalkan  mendorong  agar  peserta didik  dapat  menghargai  pendapat  orang  lain,  mendorong peserta didik agar berani mengeluarkan gagasan atau ide yang  orisinil,  mendorong  peserta  didik  untuk  bersikap jujur, tenggang rasa, dan lain sebagainya.
 
Di samping itu, dalam Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah  No.  19  tahun  2005  dikatakan  bahwa  proses pembelajaran  pada  satuan  pendidikan  diselenggarakan secara  interaktif,  inspiratif,  menyenangkan,  menantang, memotivasi  peserta  didik  untuk  berpartisipasi  aktif,  serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan  kemandirian  sesuai  dengan  bakat,  minat,  dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
 
Dari  beberapa  uraian  di  atas  dapat  ditentukan faktor-faktor  yang  perlu  di  perhatikan  dalam  menentukan metode pembelajaran, antara lain:
1.  tujuan pembelajaran
2.  kemampuan guru
3.  kemampuan peserta didik
4.  jumlah peserta didik
5.  jenis materi 
6.  waktu
7.  fasilitas yang ada.

     Tujuan pembelajaran merupakan kriteria terpenting di  dalam  menentukan  metode  pembelajaran,  karena metode  merupakan  cara  menyajikan  isi  pembelajaran untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Di  dalam  tujuan pembelajaran  terdapat  kompentesi  yang  diharapkan dikuasai peserta  didik  di  akhir  pembelajaran.  Misalnya, terdapat  suatu  indikator  sebagai  berikut:  peserta  didik diharapkan  dapat  mengidentifikasi  minimal  7  tugas perkembangan  masa  bayi  dan  awal  masa  kanak -kanak. Kemampuan  yang  diharapkan  dari  indikaor  itu  adalah peserta  didk  dapat  mengidentifikasi.  Untuk mengidentifikasi  ada  beberapa  alternatif  penggunaan metode  dan  teknik  pembelajarannya.  Misalnya prosedur/langkah  yang  dipilih  untuk  mencapai  tujuan tersebut adalah:
1.  Peserta  didik  diminta  untuk  mengamati  bayi  dan anak- anak
2.  Peserta  didik  diminta  membaca  buku  tentang perkembangan masa bayi dan anak-anak
3.  Peserta  didik  diminta  mendiskusikan  hasil pengamatan dan hasil bacaanya
4.  Peserta  didik  diminta  membandingkan perkembangan masa bayi dan anak-anak

           Dari  contoh  di  atas  terlihat  bahwa  metode  utama yang digunakan adalah studi kasus, dan diskusi, dengan 4 langkah teknik seper ti di atas. Keempat langkah tersebut dinamakan strategi pembelajaran.

Kemampuan  guru  merupakan  pertimbangan  di dalam  pemilihan  metode,  sebab  guru  itulah  yang melakukan pembelajaran. Sebaik apapun metode tersebut apabila  guru  yang  melaksanakan  tidak  menguas ai penggunaannya,  maka  metode  tersebut  tidak  akan  baik. Begitu juga tentang kemampuan peserta didik. Guru harus memperhatikan  kemampuan  intelektual  anak,  sehingga tepat penggunaan metodenya.

        Jumlah  peserta  didik  perlu  digunakan  dalam penentuan  metode,  misalnya  bila  jumlah  peserta  didik banyak,  maka  lebih  efisien  menggunakan  metoda ceramah dan tanya jawab dibandingkan metode yang lain. Dan  pertimbangan  jenis  materi  juga  sangat  penting, karena  jenis  materi  tertentu  mempunyai  kespesifikan masing-masing dalam menggunakan metode.
Waktu  juga  mempengaruhi  guru  di  dalam menetukan  metode,  misalnya  karena  sesuatu  hal  maka waktu  belajar  peserta  didik  banyak  digunakan  kegiatan lain.  Untuk  itu  guru  harus  mencari  alternatif  metode dengan waktu singkat mendapatkan materi y ang banyak.
 
Begitu juga dengan fasilitas. Fasilitas juga mempengaruhi penentuan  metode.  Misalnya  menurut  jenis  materinya maka  metode  yang  harus  digunakan  adalah  metode pengamatan/pratikum,  karena  alat  dan  bahan  kurang dapat diganti dengan demontrasi. 
 
Dalam  memilih  metode  seorang  guru  harus memegang prinsip-prinsip antara lain:
1.  Efektif dan efisien.
2.  Digunakan secara bervariasi.
3.  Digunakan dengan memadukan beberapa metode.
Efektif  dan  efisien  harus  selalu  dipikirkan  dalam penggunaan  metode  karena  untuk  supaya  tidak  terjadi pemborosan  waktu  maupun  biaya  dalam  pembelajaran. Sedangkan  variasi  dan  pemaduan  penggunaan  sangat menguntungkan karena untuk megurangi kebosanan, dan memudahkan peserta didik dalam mencapai dalam tujuan pembelajaran. Karena masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Perlu diketahui juga bahwa  di dalam memandang keunggulan  dan  kelemahan  metode  perlu  juga  dipikirkan tentang prinsip- prinsip belajar, antara lain:
1.  Prinsip motivasi.
2.  Prinsip-prinsip keaktifan.
3.  Prinsip umpan balik dan  penguatan.
4.  Prinsip kecepatan belajar.

         Motivasi  adalah  pendorong  tingkah  laku  peserta didik  ke  arah  tujuan  tertentu.  Kaitannya  dengan  metode, maka guru diharapkan menggunakan metode yang dapat menarik  peserta  didik, sehingga  peserta  didk  berminat untuk  belajar,  ingin  kerja  keras,  dan  berusaha menyelesaikan  tugas  hingga  selesai.  Hal  ini  juga  dapat dilakukan  guru  dengan  menggunakan  variasi  metode
untuk  mengurangi  kebosanan  peserta  didik.  Karena kebosanan  akan  mengurangi  minat  peserta  didik  untuk belajar.
         Keaktifan  dapat  didorong  dengan  dengan mengaitkan  pengalaman  peserta  didik  dengan pengetahuan  yang  baru.  Untuk  itu  seorang  guru  harus dapat  memilih  metode  yang  dapat  mangaktifkan  proses berpikir  peserta  didik  dengan  menghubungkan pengalaman lama mereka dengan  pengetahuan yang baru diajarkan. Keaktifan peserta didik akan menurun bila tidak mendapatkan  umpan  balik,  sehingga  memberikan penguatan atas upaya yang dilakukan peserta didik.

Dipandang  dari  kecepatan  belajar,  peserta  didik dapat dibedakan menjadi peserta  didik yang cepat belajar, dan  peserta  didik  lambat  belajar.  Dengan  adanya perbedaan  peserta  didik  ini  guru  harus  pandai -pandai memilih  metode  supaya  tidak  menimbulkan  frustasi  bagi peserta didik.