Memberikan pendidikan seks pada anak sering kali dianggap hal yang tabu bagi orangtua. Padahal, pendidikan seks seharusnya sudah diberikan sejak dini.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Boyke Dian Nugraha mengungkapkan berbagai alasan mengapa memberi pendidikan seks sejak dini pada anak sangat penting. Boyke mengatakan, memberi pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari pelecehan seksual.
"Anak-anak kita tidak mendapat pendidikan seksual sejak dini. Sementara orang yang mengincar anak ada di sekelilingnya. Ketika terjadi pelecehan seksual, anak yang tidak tahu menganggap hal itu bukan masalah," terang Boyke dalam acara peluncuran buku "Adik Bayi Datang Dari Mana?" di Jakarta, Selasa (19/4/2016).
Pendidikan seks juga mencegah perilaku seks bebas, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, pemerkosaan, hingga penularan penyakit seksual.
Boyke mengatakan, kurangnya pengetahuan tentang seks bisa menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan pada usia dini. Akibatnya, bisa membuat anak melakukan aborsi tidak aman dan berujung pada peningkatan risiko kematian ibu.
"Kasus aborsi yang tidak aman per tahun menyumbang angka kematian ibu. Itu karena mereka kurang mendapat pendidikan seks," kata Boyke.
Sayangnya, menurut dokter Sonia Wibisono yang juga manulis buku "Anak Bayi Datang dari Mana?", pendidikan seks sering dianggap hal yang tabu. Akhirnya orangtua merasa risih membicarakannya dengan anak atau membiarkan anak mencari tahu dengan sendirinya ketika beranjak remaja.
Bahkan, ada pula yang menganggap membicarakan seks sama dengan mengajarkan anak berhubungan seks. Padahal tidak demikian. Tentunya, pendidikan seks diberikan sesuai usia anak.
Dalam buku "Anak Bayi Datang dari Mana?", Boyke dan Sonya pun mempaparkan bagaimana cara orangtua memberi tahu anak mengenai seks. Misalnya, sejak kecil anak diberi tahu bagian organ intim yang tidak boleh disentuh oleh orang lain, siapa yamg boleh membuka bajunya, hingga apa yang harus dilakukan anak ketika ada orang yang ingin menciumnya.
Dengan memberi pendidikan seks, anak dapat melindungi organ intimnya dan tahu bagaimana cara bergaul yang sehat.
Musisi Maia Estianty menganggap pendidikan seksual penting diberikan kepada anak-anak sejak usia masih kecil. Terlebih Maia sempat menjadi korban pelecehan seksual tukang kebun di rumah sang paman. Hal itu membuatnya semakin lebih menjaga ketiga jagoannya.
"Aku ngga ingin ada hal-hal yang membekas di kemudian hari," kata Maia ditemui di Hotel Mahakam, Jakarta Selatan, Rabu 20 April 2016.
Maia pun diselimuti rasa khawatir atas kejadian yang pernah menimpanya. Tapi kala itu, lanjut Maia, dirinya belum mengerti sama sekali.
"Nah jangan sampai keponakan-keponakan saya atau yang ada di sekeliling mengalami hal yang sama," pungkasnya.
Wanita kelahrian 27 Januari 1976 ini pun berusaha untuk terbuka agar ketiga anaknya terbiasa tidak merahasiakan sesuatu. Apalagi hal-hal yang mencurigakan.
Disentuh orang tak dikenal, apalagi di bagian-bagian vital dan sensitif. Dan Maia mengkomunikasikan hal itu dengan gaya yang santai dan tidak tabu.
"Kalau ditutupin nanti malah penasaran ingin tahu kan. Jadi jangan sampai kesannya tabu banget, penting buat terbuka agar mereka paham," pungkas Maia.
Di usia anak-anaknya yang kini beranjak dewasa, Maia pun tak bosan mengingatkan agar tidak salah dalam bergaul
Berikut tahapan-tahapan tentang pendidikan seks.
Pendidikan seks bisa dikenalkan sejak lahir. Mintalah izin kepada si kecil ketika membuka baju atau mengganti popok. Biasakan juga untuk mengganti bajunya di ruangan yang tertutup. Meski anak masih ayi dan belum bisa merespon Anda, melalui kebiasaan sederhana ini, dia belajar untuk menghargai tubuhnya sendiri dan orang lain. Kemudian ajarkan dia merawat dan membersihkankelaminya, setelah buang air kecil dan bauang air besar.
Saat beranja balita, kenalkan berbedaan antara laki-laki dan perempuan. Mulai dari contoh terdekat. Mialnya, Ayah adalah laki-laki, Bunda adalah perempuan. Lalu terangkan perbedaan organ tubuh antara ayah dan bunda. Juga tanamankan moral dan kesopanan sesuai nilai-nilai agama. Jelaskan tentang aturan underwear dan cara melindungi diri dari orang asing.
Menjelang pupertas, kenalkan kepada anak tentang tanda-tanda pubertas dan bagaimana menghadapaimmya jika dia mengalaminya. Beri dia rambu-rambu yang jelas dalam bergaul dengan lawan jenis. Terangkan dengan jelas dan singkat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak sesuai dengan kemampuan berpikirnya.
Ketika mendengar tentang pendidikan seksual, apa yang terlintas di benak anda? Hal yang tabu? ataukah sesuatu yang sudah biasa dan sebenarnya diperlukan? Di jaman sekarang ini, sepertinya topik-topik yang berkaitan dengan seksualitas sudah dianggap hal yang biasa. Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan beberapa tahun lalu dimana pembicaraan tentang topik-topik tersebut hampir selalu dipandang sebagai sesuatu yang tabu untuk dibicarakan secara terbuka.
Dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, pembicaraan tentang seksualitas sudah menjadi hal yang biasa dan untuk menghadapi zaman yang semakin bebas ini, pendidikan seksual bukanlah sebuah pilihan lagi melainkan sebagai suatu hal yang perlu. Pendidikan seksual sejak usia dini bahkan sangat dianjurkan untuk dilakukan sekarang ini. Banyak negara sudah melakukannya sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu dan sekarang giliran Indonesia untuk melakukan hal yang sama.
Selain sangat diperlukan, pendidikan seksual sejak dini juga memberikan berbagai manfaat baik sebagai orang tua maupun si anak, menurut onlymyhealth.com:
a. Membantu jalannya komunikasi tentang topik yang berhubungan dengan seksualitas. Akan datang saat anda, sebaga orang tua, harus menjelaskan tentang beberapa topik terkait seksualitas dengan anak-anak anda. Jikalau mereka sudah mengerti dasar-dasar dari topik tersebut, komunikasi tersebut tidak akan mengalami kesulitan yang berarti.
b. Membuat pikiran anak-anak lebih terbuka pada topik terkait seksualitas tersebut. Dengan adanya pendidikan seksual ini, anak-anak tidak akan merasa malu untuk membicarakan topik-topik yang berkaitan dengan seksualitas tersebut dengan orang tua mereka.
c. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat. Rasa penasaran para remaja mengenai seksualitas perlu di tampung dalam wadah yang memadai dan tidak menyesatkan. Salah satunya tentu dengan edukasi seks yang diberikan secara rutin baik di sekolah maupun di rumah. Rasa penasaran mereka tentang seksualitas pun terbayar dengan mendapatkan pengetahuan dari sumber yang terpercaya. Dengan demikian anak tidak akan terjerumus dalam pengetahuan yang menyesatkan seperti yang terdapat pada komik ataupun video porno.
d. Memperkuat rasa percaya diri. Dengan adanya pendidikan seks, rasa percaya diri anak akan timbul dengan sendirinya. Mengetahui setiap inci bagian tubuhnya sendiri membuat mereka merasa nyaman. Si anak akan memahami batasan yang penting dalam pergaulan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Manfaat pendidikan seks ini membuat mereka lebih bertanggung jawab terhadap perilaku seksualitas yang dimiliki.