Sebanyak 600 guru Kota Surabaya hingga 2016 memasuki masa pensiun. Jika tak segera diantisipasi akan terjadi krisis guru dan pendidik di kota ini. Setidaknya bayak sekolah akan kekurangan guru.Terutama untuk guru SD akan mendominasi pensiun tahun ini dan tahun depan.
"Untuk itu perlu langkah yang tepat agar tak terjadi krisis kekurangan guru. Perlu disusun ulang program pendidikan terkait ratusan guru yang pensiun itu," ucap Wakil Ketua Komisi A, Adi Sutarwijono, Senin (2/11/2015).
Saat ini, ratusan guru itu tengah memasuki masa pensiun. Yakni, Tahun 2015, tercatat sebanyak 300 tenaga guru. Sedangkan tahun 2016 diprediksi jumlahnya sama. Mayoritas adalah guru SD.Sementara, Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemen-PAN RB) tidak membuka lowongan untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
"Kami akan ajukan rekrutmen CPNS untuk tahun depan," kata Awi, panggilan akrab Adi Sutarwijono.Atas situasi ancaman krisis guru tersebut harus menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya dan Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD). Idealnya, jumlah tenaga pendidik minimal sama dengan jumlah guru setelah ditinggal 600 guru pensiun.
Jika tak segera diambil langkah antisipatif, masa depan pendidikan dipertaruhkan. Kekurangan guru sampai ratusan guru itu perlu diambil langkah antisipatif tadi. Sebab diyakini dengan berkurangnya ratusan guru itu akan mengganggu jalannya sistem pendidikan di Kota Surabaya.
Salah satu solusi terbaik adalah membuka rekrutmen CPNS untuk formasi guru. Selain tentu dengan mengisi kekosongan tersebut dari tenaga Guru Tidak Tetap (GTT) dan pegawai K2.Saat ini tercatat di seluruh sekolah yang ada di Surabaya sebanyak 1.606 GTT atau Honorer. Sebanyak 742 orang di antaranya telah lolos tes CPNS. Sedangkan 831 orang tidak lolos CPNS.
Para guru GTT dan K2 itu sebisa mungkin diupayakan untuk bisa menjadi CPNS. Sehingga mereka bisa mengisi kursi guru PNS yang banyak pensiun tahun ini.
Alumnus FISIP Universitas Airlangga Surabaya ini menyatakan pengoptimalan sumberdaya guru GTT ini setidaknya bisa menjadi alternatif.
"Karena pengabdian mereka sudah sejak lama dan pengalaman mereka juga tak diragukan. Jika tahun depan pusat tak mengabulkan rekrutmen CPNS bisa menjadi solusi atas berkurangnya tenaga pendidik. Namun mereka harus totalitas," kata Awi.
Minggu ini, Komisi A akan mengundang BKD dan Dindik untuk segera menyikapi akan ancaman krisis guru terutama di jenjang SD itu. Mereka perlu dihadirkan untukl mengatahui program yang diambil di tengah ancaman pensiun masal para guru itu.
Namun Kepala Dindik Surabaya Iksan menyangkal bahwa akan ada total guru sampai 600 orang pensiun. Menurutnya, itu termasuk pegawai nonguru juga pensiun.
"Kami juga sepakat akan ajukan rekrutmen CPNS tahun depan untuk kebutuhan guru. Tapi semua bergantung pusat," kata Iksan.
Dirinya sudah mengantisipasi akan adanya pensiun besar-besaran. Dindik Surabaya sendiri saat ini tengah menyiapkan program dan pemerataan guru. Begitu juga telah didata guru yang belum mengajar kurang dari 24 jam. Selain itu penempatan guru sesuai jumlah jam ajar.
"Idealnya memang harus ajukan formasi CPNS tahun depan. Kami akan ajukan rencana ini ke pusat. Jika mendesak akan diberdayakan tenaga honorer dan K2," kata Iksan.